Saat dulu belajar sejarah di sekolah, sempat terbersit
rasa aman karena negara kita telah merdeka, dan artinya tidak ada lagi
pertumpahan darah juga korban...(bersyukur dilahirkan setelah
kemerdekaan). Namun, seiring waktu berjalan kenapa semakin terindera
bahwa sering mendapati fakta-fakta peristiwa sejarah dulu, masih ada
kekerasan yang saya jumpai, korban di mana-mana, ketidakadilan dan
berbagai bentuk penjajahan model baru yang terselubung...
"Wah, ini mah belum merdeka!",pikir saya. "Bisa jadi dan mungkin tanpa disadari saya telah jadi korban!"
Belum lagi mata saya terbelalak saat melihat peristiwa katakanlah penjajahan Israel terhadap Palestina.
"Itu
beneran tuh, orang-orang dibunuhin sampe sebegitu banyaknya??", pikir saya
waktu itu (terbersit rasa aman karena di Indonesia tidak senelangsa
itu)
Semakin kesini saya semakin tersadar, bertambah
gelisah dan tidak aman serta semakin terkikislah jiwa individual yang
dulu merasa "yang penting aku aman"
Yang dulu saya pikir
Pahlawan cuma buat mereka (dibuku sejarah) yang memperjuangkan
kemerdekaan. Yang dulu saya pikir negara ini telah bebas dari
penjajahan. Dan sekarang keadaan (seperti dibuku sejarah) itu saya
alami dan sadari betul sekarang.
Dan saya syukuri Allah
telah mengganti rasa yang takut hingga detik ini bukan karena takut
terbunuh, jadi korban, berpisah dari keluarga dan kehidupan dunia tapi
rasa ketakutan ini berganti dengan rasa takut dikala saya melalaikan
perjuangan ini! Saya takut terbuai dengan kondisi saat ini yang mungkin
jika dibandingkan dengan fakta-fakta negara muslim lain yang sulit
untuk tidur nyenyak, mendapatkan bahan makanan, berpisah dari keluarga,
dan detik ini saya mengkhawatirkan mereka yang sedang dihadang
senjata mematikan supercanggih dalam genggaman tangan musuh-musuh umat
hanya untuk sekedar keluar mencari sepotong roti dan seteguk air!
Sungguh saya khawatirkan mereka :'(
Belum lagi saya
dengar fakta, bahwa di negara Perancis, dan negara-negara lain
diberlakukan hukum yang melarang pelaksanaan hukum Allah, katakanlah
yang di Indonesia masih diperbolehkan seperti Jilbab. Tapi, mengapa
masih banyak aurat bertebaran di negeri ini??!!
Jika di
negeri-negeri lain saat mereka yang berjuang untuk tegaknya hukum Allah
namun ditangkap dan dibunuh, tapi mengapa disaat negeri ini kita masih
bisa melenggang bebas unuk mengkaji ilmu Allah dan bersuara masih saya
dapati kelalaian dimana-mana??!!
Semoga Allah tetap
membuat kita istiqomah dalam perjuangan ini. Jangan menunggu diri kita
tidak aman baru mau bertindak, lihatnya bagian tubuh kita yang di
negeri muslim lain tercabik-cabik, diluluhlantahkan, dan dihinakan!
"Terlena dengan keadaan aman adalah kesalahan besar, membuat kita tetap menjadi singa tertidur hingga ajal menjemput..."
YA RABB,,,JAGALAH HATI DAN PIKIRAN KAMI AGAR TETAP ISTIQOMAH MEMPERJUANGKAN ISLAM KAFFAH!ALLAHUAKBAR!AMIIN......
Ully Armia, 18 Februari 2012
18:00 wib
Rabu, 29 Februari 2012
Noda Hitam di Kertas Putih, Mana yang Kalian Lihat?!
"Sesungguhnya banyak hal baik yg terlewat disaat indera dipaksa mati, terlalu manis untuk membusuk dan menjadi bangkai." Ully Armia
Tak bisa dipungkiri, saat masalah datang seluruh energi terkuras hanya untuk memikirkan masalah itu saja. Pagi-siang-malam sampai berjumpa pagi pun terkadang masalah itu masih melekat erat dalam pikiran. Segala suatu terasa tak enak. Kata orang-orang "makan tak enak, tidurpun tak nyenyak", bahkan di dalam keramaian dan kegembiraan kita merasa sendiri dan sedih.
Beberapa hari yang lalu, salah seorang teman saya mengalami syndrome ini. Masalah yang ia hadapi tidak bisa diolah secara positif, alhasil pikiran yang mumet berimbas ke perasaan tak enak dan berakhir dengan pola sikap yang kurang baik. Teman saya yang ceria sering terlihat murung, pekerjaan jadi terbengkalai, prestasi menurun, bahkan disaat momen yang menurut saya bisa menghibur, tetap tak bisa membuat dia kembali membaik.
Satu hari salah seorang murid melihat walpaper kartun di laptop saya dan berujar.
"Bu, gambarnya keren banget! Dapet dari mana?"
Saya menghentikan pekerjaan sejenak untuk melihat bagian yang di tunjuknya itu. Tapi...apa itu yang ditunjuk?! Ia memperlihatkan kepada saya satu bagian dari walpaper yang selama ini tidak saya sadari keberadaannya, karena selama ini saya hanya terfokus dengan gambar utama (kapal berukuran besar dengan segala corak warnanya), dan...
'Hei! Lucu sekali ikan itu!'batin saya tersentak melihat gambar yang murid saya tunjuk.
Ya, mungkin faktor ukuran dari ikan tersebut yang membuat saya tidak 'ngeh' akan keberadaannya. Namun, sontak muncul perasaan senang saat melihat bentuknya yang lucu. Saya baru menyadarinya dan saat itu juga, saya berpikir akan masalah yang teman saya hadapi.
"Ibu mah...ga jawab, gambarnya dapet dari mana bu?"rengek murid saya.
"Ooo, itu ibu download di mas google," tukas saya sembari menatap anak itu penuh rasa terima kasih, karena celotehan polosnya membuat saya menemukan cara yang berkesan untuk menyadarkan teman saya ini. Terima kasih Fafa!^^
Tidak lama teman saya ini datang ke tempat saya. Saat dia duduk, saya pun menyodorkan selembar kertas putih dengan satu titik hitam di tengahnya. Teman saya mengernyitkan dahi. Bingung.
"Apa yang Mbak lihat dari kertas itu?"tanya saya.
"Titik hitam," ujarnya sambil menatap titik hitam itu.
"Apa lagi?"
"Cuma ini..."
"Hehehe..."
"Kenapa kamu?"
"Kenapa Mbak tidak melihat bagian lain yang berwarna putih pada kertas itu, yang warnanya mendominasi dari hanya satu titik hitam ini?"
"Uhmmm...,"teman saya tampak berpikir mencari jawaban.
"Seperti itu pula masalah yang Mbak hadapi sekarang. Mbak hanya melihat satu noda hitam dan hanya fokus pada noda itu. Dan tak lagi melihat sisi putih yang mendominasi kertas ini, yakni keceriaan Mbak, ketabahan Mbak...yang semuanya tiba-tiba sirna hanya karena satu titik hitam ini."
Teman saya tampak termenung, menatap kertas itu seakan tak berujung.
"Sesungghnya banyak hal baik yang terlewat disaat indera dipaksa mati, terlalu manis untuk membusuk dan menjadi bangkai Mbak...Saya yakin Mbak mampu melakukan hal yang terbaik saat ini, namun...prestasi yang seharusnya ada terpaksa membusuk dan menjadi bangkai disaat Mbak hanya melewati hari-hari dengan perasaan pesimis. Mbak sosok wanita yang istiqomah dimata saya, Mbak ngga sendirian karena selalu ada Allah di dekat Mbk, ini adalah ujian yang Allah berikan untuk menaikkan derajat ketaqwaan Mbak..."
Teman saya tertunduk dengan mata yang berkaca-kaca. Ia mengangguk paham.
"Syukran ya Ukhti...,"tukasnya tersenyum optimis.
Alhamduillah... teman saya kembali semangat. Senangnya...Terima kasih Yaa Rabb...:)
Peristiwa seperti ini pasti pernah dialami oleh semua manusia di manapun berada dan siapapun dia. Sedih, kecewa, pesimis, marah...dan banyak perasaan serta permaslahan lain, harus pintar-pintar kita olah agar tidak menimbulkan dampak yang fatal.
Rasulllah saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah Azza wajalla jika mencintai suatu kaum, maka Alla akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barangsiapa marah, maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya."(Telah dikeluarkan oleh Ahmd melalui jalur Mahmu bin Labid)
Inilah nikmatnya menjadi sorang muslim, jika masalah datang ia bersabar mendapat pahala, ketika bahagia ia bersyukur mendapatkan pahala. Namun, barangsiapa marah maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya. Sebagaimana kita bisa menjadikan pola pikir dan pola sikap kita sesuai ajaran Islam dalam menjalankan kehidupan, insyAllah...Ridho Allah bersama kita...
Begitu juga dalam perjalanan dakwah ini, luar biasa sekali tantangannya. Di anggap aneh, dibilang teroris, dicaci, dijauhi dari teman-teman, dipandang sinis dan lain sebagainya. Namun para pengemban dakwah adalah orang terasing yang berbahagia, karena memperbaiki apa-apa yang dirusak oleh manusia. Sikap yang terbaik adalah menyingkirkan noda-noda hitam yang membandel itu dengan semangat perjuangan yang hakiki. Itulah pupuknya untuk memetik buah yang manis.
Al-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustarda, ia berkata, "Hadis ini sahih isnadnya, meski tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari Muslim." Dari Ibnu Umar ra., ia berkata; Rasululah bersabda:
"Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan para Nabi dan syuhada. Para Nabi dan syuhadah pun ber-ghibthah pada mereka di hari kiamat karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mereka di sisi Allah. Kemudian, seorang Arab Badui (yang ada di tempat Nabi bicara) duduk berlutut, seraya berkata, "Wahai Rasulullah jelaskanlah sifat mereka dan uraikanlah keadaan mereka pada kami!" Rasulllah bersabda, "Mereka lah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka di hari kiamat. Orang-orang merasa takut tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih."
Jadi, tetap semangat ya dalam perjuangan ini! Hadapi tantangan dakwah dengan semangat Muhammad Al Fatih 1453! Dengan semangat Bilal bin Rabah! Abu Bakar Ash-Shiddiq! Umar bn Khattab! Ustman bin Affan! Ali biAbi Thalib dan para sahabat lain terutama teladan kita Rasuullah saw.!
Oya, satu lagi peristiwa 1924 justru menjadi cambuk buat kita untuk menegakan kembali Daulah Islam yg runtuh saat itu!!
Salam perjuangan & Salam Ukhuwah!!
Ully Armia
Tak bisa dipungkiri, saat masalah datang seluruh energi terkuras hanya untuk memikirkan masalah itu saja. Pagi-siang-malam sampai berjumpa pagi pun terkadang masalah itu masih melekat erat dalam pikiran. Segala suatu terasa tak enak. Kata orang-orang "makan tak enak, tidurpun tak nyenyak", bahkan di dalam keramaian dan kegembiraan kita merasa sendiri dan sedih.
Beberapa hari yang lalu, salah seorang teman saya mengalami syndrome ini. Masalah yang ia hadapi tidak bisa diolah secara positif, alhasil pikiran yang mumet berimbas ke perasaan tak enak dan berakhir dengan pola sikap yang kurang baik. Teman saya yang ceria sering terlihat murung, pekerjaan jadi terbengkalai, prestasi menurun, bahkan disaat momen yang menurut saya bisa menghibur, tetap tak bisa membuat dia kembali membaik.
Satu hari salah seorang murid melihat walpaper kartun di laptop saya dan berujar.
"Bu, gambarnya keren banget! Dapet dari mana?"
Saya menghentikan pekerjaan sejenak untuk melihat bagian yang di tunjuknya itu. Tapi...apa itu yang ditunjuk?! Ia memperlihatkan kepada saya satu bagian dari walpaper yang selama ini tidak saya sadari keberadaannya, karena selama ini saya hanya terfokus dengan gambar utama (kapal berukuran besar dengan segala corak warnanya), dan...
'Hei! Lucu sekali ikan itu!'batin saya tersentak melihat gambar yang murid saya tunjuk.
Ya, mungkin faktor ukuran dari ikan tersebut yang membuat saya tidak 'ngeh' akan keberadaannya. Namun, sontak muncul perasaan senang saat melihat bentuknya yang lucu. Saya baru menyadarinya dan saat itu juga, saya berpikir akan masalah yang teman saya hadapi.
"Ibu mah...ga jawab, gambarnya dapet dari mana bu?"rengek murid saya.
"Ooo, itu ibu download di mas google," tukas saya sembari menatap anak itu penuh rasa terima kasih, karena celotehan polosnya membuat saya menemukan cara yang berkesan untuk menyadarkan teman saya ini. Terima kasih Fafa!^^
Tidak lama teman saya ini datang ke tempat saya. Saat dia duduk, saya pun menyodorkan selembar kertas putih dengan satu titik hitam di tengahnya. Teman saya mengernyitkan dahi. Bingung.
"Apa yang Mbak lihat dari kertas itu?"tanya saya.
"Titik hitam," ujarnya sambil menatap titik hitam itu.
"Apa lagi?"
"Cuma ini..."
"Hehehe..."
"Kenapa kamu?"
"Kenapa Mbak tidak melihat bagian lain yang berwarna putih pada kertas itu, yang warnanya mendominasi dari hanya satu titik hitam ini?"
"Uhmmm...,"teman saya tampak berpikir mencari jawaban.
"Seperti itu pula masalah yang Mbak hadapi sekarang. Mbak hanya melihat satu noda hitam dan hanya fokus pada noda itu. Dan tak lagi melihat sisi putih yang mendominasi kertas ini, yakni keceriaan Mbak, ketabahan Mbak...yang semuanya tiba-tiba sirna hanya karena satu titik hitam ini."
Teman saya tampak termenung, menatap kertas itu seakan tak berujung.
"Sesungghnya banyak hal baik yang terlewat disaat indera dipaksa mati, terlalu manis untuk membusuk dan menjadi bangkai Mbak...Saya yakin Mbak mampu melakukan hal yang terbaik saat ini, namun...prestasi yang seharusnya ada terpaksa membusuk dan menjadi bangkai disaat Mbak hanya melewati hari-hari dengan perasaan pesimis. Mbak sosok wanita yang istiqomah dimata saya, Mbak ngga sendirian karena selalu ada Allah di dekat Mbk, ini adalah ujian yang Allah berikan untuk menaikkan derajat ketaqwaan Mbak..."
Teman saya tertunduk dengan mata yang berkaca-kaca. Ia mengangguk paham.
"Syukran ya Ukhti...,"tukasnya tersenyum optimis.
Alhamduillah... teman saya kembali semangat. Senangnya...Terima kasih Yaa Rabb...:)
Peristiwa seperti ini pasti pernah dialami oleh semua manusia di manapun berada dan siapapun dia. Sedih, kecewa, pesimis, marah...dan banyak perasaan serta permaslahan lain, harus pintar-pintar kita olah agar tidak menimbulkan dampak yang fatal.
Rasulllah saw. bersabda:
"Sesungguhnya Allah Azza wajalla jika mencintai suatu kaum, maka Alla akan memberikan cobaan kepada mereka. Barangsiapa yang sabar, maka dia berhak mendapatkan (pahala) kesabarannya. Dan barangsiapa marah, maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya."(Telah dikeluarkan oleh Ahmd melalui jalur Mahmu bin Labid)
Inilah nikmatnya menjadi sorang muslim, jika masalah datang ia bersabar mendapat pahala, ketika bahagia ia bersyukur mendapatkan pahala. Namun, barangsiapa marah maka diapun berhak mendapatkan (dosa) kemarahannya. Sebagaimana kita bisa menjadikan pola pikir dan pola sikap kita sesuai ajaran Islam dalam menjalankan kehidupan, insyAllah...Ridho Allah bersama kita...
Begitu juga dalam perjalanan dakwah ini, luar biasa sekali tantangannya. Di anggap aneh, dibilang teroris, dicaci, dijauhi dari teman-teman, dipandang sinis dan lain sebagainya. Namun para pengemban dakwah adalah orang terasing yang berbahagia, karena memperbaiki apa-apa yang dirusak oleh manusia. Sikap yang terbaik adalah menyingkirkan noda-noda hitam yang membandel itu dengan semangat perjuangan yang hakiki. Itulah pupuknya untuk memetik buah yang manis.
Al-Hakim meriwayatkan dalam al-Mustarda, ia berkata, "Hadis ini sahih isnadnya, meski tidak dikeluarkan oleh al-Bukhari Muslim." Dari Ibnu Umar ra., ia berkata; Rasululah bersabda:
"Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang bukan para Nabi dan syuhada. Para Nabi dan syuhadah pun ber-ghibthah pada mereka di hari kiamat karena kedekatan mereka dengan Allah dan kedudukan mereka di sisi Allah. Kemudian, seorang Arab Badui (yang ada di tempat Nabi bicara) duduk berlutut, seraya berkata, "Wahai Rasulullah jelaskanlah sifat mereka dan uraikanlah keadaan mereka pada kami!" Rasulllah bersabda, "Mereka lah sekelompok manusia yang beraneka ragam, yang terasing dari kabilahnya. Mereka berteman di jalan Allah, saling mencintai karena Allah. Allah akan membuat mimbar-mimbar dari cahaya bagi mereka di hari kiamat. Orang-orang merasa takut tapi mereka tidak takut. Mereka adalah kekasih Allah yang tidak memiliki rasa takut (pada selain Allah) dan mereka tidak bersedih."
Jadi, tetap semangat ya dalam perjuangan ini! Hadapi tantangan dakwah dengan semangat Muhammad Al Fatih 1453! Dengan semangat Bilal bin Rabah! Abu Bakar Ash-Shiddiq! Umar bn Khattab! Ustman bin Affan! Ali biAbi Thalib dan para sahabat lain terutama teladan kita Rasuullah saw.!
Oya, satu lagi peristiwa 1924 justru menjadi cambuk buat kita untuk menegakan kembali Daulah Islam yg runtuh saat itu!!
Salam perjuangan & Salam Ukhuwah!!
Ully Armia
Langganan:
Postingan (Atom)