Sabtu, 14 April 2012

DOA NABI MUHAMMAD SAW UNTUK UMAT DI PAGI HARI



Islam ternyata sangat peduli dinamika dan semangat beraktivitas di awal waktu (pagi hari). Barangsiapa merasakan udara pagi niscaya dia akan mengatakan bahwa itulah saat paling segar alias fresh sepanjang hari. Pagi sering dikaitkan dengan harapan dan optimisme. Pagi sering dikaitkan dengan keberhasilan dan sukses. Sehingga dalam peradaban barat-pun dikenal suatu pepatah berbunyi: ”The early bird catches the worm.” (Burung yang terbang di pagi harilah yang bakal berhasil menangkap cacing). 

Dalam sebuah hadits ternyata Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam juga memberi perhatian kepada waktu pagi. Sehingga di dalam hadits tersebut beliau mendoakan agar ummat Islam peduli dan mengoptimalkan waktu spesial dan berharga ini.
Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berdoa: “Ya Allah, berkahilah ummatku di pagi hari.” Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam biasa mengirim sariyyah atau pasukan perang di awal pagi dan Sakhru merupakan seorang pedagang, ia biasa mengantar kafilah dagangnya di awal pagi sehingga ia sejahtera dan hartanya bertambah.” (HR Abu Dawud 2239)

^^ Selamat Pagi!
^^ Selamat beraktivitas!
^^ Hamsah!!

~**Semoga tulisan ini dapat memberikan semangat kepada PLI (Para Laskar Ideologis) dalam Perjuangan Melanjutkan Islam Kaffah, hanya untuk Allah Ta'ala,**~

TIPS ANTI FUTUR AGAR KEMBALI SEMANGAT BERDAKWAH

1. Harus memahami dan menyadari tujuan aktivitas kita

contoh: seorang pengemban dakwah tidak punya waktu futur dalam mengkaji Islam apabila ia sadar dan paham bahwa dengan aktivitasnya tersebut akan membangkitkan pemikirannya sehingga akan bisa memahamkan umat untuk tegaknya Hukum Allah


2. Baca al-Qur'an dan as-Sunnah serta terjemahannya

Qalbu yang tidak diisi dengan Al-Qur'an laksana rumah yang bobrok, bacalah dan pahami maknanya insyAllah akan mengingatkan kita akan perjuangan ini


3. Bacalah Sirah Nabawiyah

Kita dan para pejuang Islam terdahulu sama-sama menginginkan surga, dan dengan membaca dan membayangkan perjuangan mereka dalam benak kita, akan membuat kita mengukur pengorbanan dan izzah yang kita lakukan sekarang dengan mereka sebagai seorang muslim. Bukankah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin?


4. Kunjungi dan mintalah nasehat kepada orang-orang yang mampu memberikan semangat dan nasehat

Karena jiwa selalu perlu re-charge, selain itu kita juga dapat mengunjungi kajian-kajian Islam, training, dan acara-acara Islam lainnya


5.Jika mungkin, sejenak meluangkan waktu untuk beristirahat dan menenangkan diri

Bukan berarti perlu waktu khusus untuk berlibur atau cuti, karena perjuangan Islam tidak mengenal istilah libur dan cuti. Lakukan hal yang sederhana (yang bermanfaat di rumah misalnya) atau bertafakur alam. Setelah pikiran kembali tenang, buatlah resolusi sebagai perubahan

6. Tabel Kontrol Aktivitas

Tabel ini berisi list-list harian (ibadah) yang harus istiqomah kita jalankan (seperti: sholat wajib, sholat rawatib, baca Al Qur'an dan menghapalkannya, dll) dan dari sini kita akan mengukur sejauh mana kita bisa konsisten dalam menjalankan aktivitas ibadah. Tentunya boleh juga, agar lebih semangat kita memberikan reward untuk diri sendiri jika berhasil melaksanakan satu aktivitas dalam jangka waktu tertentu,

misal: Jika dalam satu bulan ini saya berhasil menghapal 1 juz, saya akan membeli gamis baru, buku Tafsir atau sesuatu yang baik lainnya.


7. Tentunya untuk melakukan hal-hal diatas tidaklah mudah, namun tips terakhir yang paling mujarab adalah PAKSAKAN SAJA!
Kita perlu menjerumuskan diri kedalam lubang kebaikan. JUS DO IT! Karena paksaan sangat diperlukan sebelum kita enjoy dengan aktivitas itu.



Dari Abdullah bin Amru, ia berkata bahwa Rasulullah saw bersabda, “Setiap amal memiliki puncaknya dan setiap puncak pasti mengalami ke-futur-an (keloyoan). Maka barang siapa yang pada masa futur-nya (kembali) kepada sunnahku, maka ia beruntung dan barang siapa yang pada masa futur-nya (kembali) kepada selain itu, maka berarti ia telah celaka.” (HR Imam Ahmad)


~**Semoga tulisan ini dapat memberikan semangat kepada PLI (Para Laskar Ideologis) dalam Perjuangan Melanjutkan Islam Kaffah, hanya untuk Allah Ta'ala,**~



Jumat, 13 April 2012

Setiap waktu aku mengingatMu

                Pernah saya menonton program acara di televisi, dimana ada beberapa orang yang mengikuti tantangan rumah hantu. Rumah itu didesain seangker mungkin, sehingga menimbulkan kesan meyeramkan bagi yang mengikuti tantangan. Apalagi berbagai jenis hantu dari yang namanya suster ngesot sampe wewe gombel  satu per satu muncul saat si penantang berusaha mengumpulkan 4 bingkai yang nanti kalau sudah terkumpul akan membentuk bangun ruang kubus, yang artinya si penantang dinyatakan berhasil.
                Yang saya soroti selain ide acara yang menurut saya tidak mendidik adalah selama proses pengumpulan bingkai. Mulai start memasuki rumah tersebut, si penantang dengan terbata-bata mengucapkan, “assalamuallaikum...permisi...!Ya Allah...Astaghfirullah...!”(sambil celingak-celinguk kanan kiri) kalau-kalau setannya sudah beraksi. Eh...benar, selang beberapa langkah si penantang memasuki rumah tersebut, munculah kuntilanak dengan ketawa khasnya, menghampiri si penantang yang menjerit ketakutan sambil beristighfar tiada hentinya. Lepas dari tantangan  kuntilanak, datanglah secara bergantian jenis makhluk halus jadi-jadian lainnya, dan seperti tadi, si penantang tiada henti-hentinya beristighfar.
                Dari sana saya jadi bermuhasabah dan melihat kondisi sebagian masyarakat yang menurut pencermatan hanya beristighfar dikala masalah datang. Bukan berarti saya menyalahkan itu, hanya saja kebanyakan orang yang lupa mengingat Allah diluar indikator tersebut.
                Suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak beristigfar dan bertaubat padahal beliau adalah orang yang telah diampuni dosa yang telah lalu dan akan datang.


                Walaupun dosa-dosa beliau telah diampuni, namun beliau shallalahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak beristigfar di setiap waktu. Para sahabat telah menghitung dalam setiap majelisnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terlihat paling banyak beristigfar.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَاللَّهِ إِنِّى لأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِى الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)

               Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saja yang sudah dijamin dosanya yang telah lalu dan akan datang akan diampuni, bagaimana dengan kita yang tidak dijamin seperti itu? Sungguh, kita sebenarnya yang lebih pantas untuk bertaubat dan beristighfar setiap saat karena dosa kita yang begitu banyak dan tidak pernah bosan-bosannya kita lakukan.

Semoga Allah mengaruniakan kita untuk selalu mengikuti jejak beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Semoga Allah memberikan kepada kita akhir hidup yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Mengabulkan do’a.